Minggu, 15 Desember 2013

I love My Best Friends....

Dear All,

Persahabatan adalah penjamin kualitas kebersamaanSeorang sahabat tidak memiliki kepentingan lain dari kita,kecuali membantu kita menjadi pribadi yang berbahagia dengan pilihan-pilihan baik kita

Seorang sahabat adalah seorang rekan yang mengenal lagu-lagu keberanian di hati Anda,
dan yang kemudian dengan penuh kasih menyanyikan lagu-lagu itu saat Anda berkecil hati

Setiap orang mungkin bisa mendengar yang Anda katakan,
tetapi sedikit sekali yang betu-betul mendengarkan,
dan hanya seorang sahabat yang mampu mendengar yang tidak Anda katakan.

Dan dengannya dia memberikan - bahkan yang tidak Anda minta.


(Becoming Your Best Friend)

Arti Sahabat Dalam Hatiku...

Banyak orang bilang… sahabat sejati itu hanya datang sekali seumur hidup bahkan mungkin tidak akan pernah didapat selama hidup… apa itu benar?? silahkan anda sendiri yang menilainya
Ada satu perbedaan antara menjadi seorang KENALAN dan menjadi seorang SAHABAT.
Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kamu ketahui, yang kamu lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kamu miliki persamaan, dan yang disekitarnya kamu merasa nyaman. Ia adalah orang yang dapat kamu undang ke rumahmu dan dengannya kamu berbagi.

Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kamu bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kamu mengerti karena kamu tidak cukup tahu tentang mereka.

Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kamu cintai.. Bukan karena kamu jatuh cinta padanya, namun kamu peduli akan orang itu, dan kamu memikirkannya ketika mereka tidak ada.

Sahabat-sahabat adalah orang dimana kamu diingatkan ketika kamu melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kamu tahu itu karena kamu mengenal mereka dengan baik.

Mereka adalah orang-orang yang fotonya kamu miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu.
Mereka adalah orang-orang yang kamu lihat dalam pikiran mu
Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kamu merasa aman
karena kamu tahu mereka peduli terhadapmu.
Mereka menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu,
karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.

Mereka berkata jujur dan kamu melakukan hal yang sama.
Kamu tahu bahwa jika kamu memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar.
Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu,
dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya.
Mereka adalah orang-orang yang kamu cintai dengan sadar ataupun tidak.

Mereka adalah orang-orang dengan siapa kamu menagis ketika kamu tidak diterima di perguruan tinggi negeri dan orang-orang yang menangis lantaran berat untuk berpisah denganmu di pesta perpisahan kelas.

Mereka adalah orang-orang yang pada saat kamu peluk, kamu tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri.
Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin dialah orang yang kamu nikahi.

Mengenal Sosok Roehana Koedoes, Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia

“Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki.” Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Namun, harus mendapat pendidikan dan perlakukan lebih baik. Roehana tidak menuntut persamaan hak perempuan dengan laki-laki. Tetapi, lebih kepada pengukuhan fungsi alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya.
Roehana Koedoes
Roehana Koedoes
Jakarta, Media Publica – Tak banyak yang tahu, siapa itu Roehana Koedoes? Bahkan untuk tingkat daerah asalnya di Sumatera Barat, dia nyaris tidak dikenal. Setiap orang hanya mengenal nama itu sebagai nama jalan, nama gedung, nama usaha kripik balado dan sebagainya. Padahal Roehana Koedoes diakui negara sebagai “Perintis Pers Nasional”.

Soal kiprahnya, mungkin juga hanya segelintir orang yang tahu. Padahal perjuangannya sangat besar, tak kalah jika dibandingkan pejuang perempuan lainnya. Berbicara tentang perkembangan jurnalisme Indonesia, maka tidak lepas dari kontribusi jurnalis-jurnalis perempuan.

Siti Roehana Koedoes, merupakan tokoh pendidik dan jurnalis perempuan di Sumatera Barat. Roehana adalah perempuan kelahiran Koto Gadang, 20 Desember 1884 Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ayahnya bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan ibunya Kiam. Fakta lain yang ada, Roehana Koedoes adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia yang pertama dan juga mak tuo (red-bibi) dari penyair terkenal Chairil Anwar. Ia pun adalah sepupu dari H. Agus Salim.

Minatnya terhadap aktivitas intelektual bermuara pada pendirian sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) yang dibentuk pada 1911. Di sini ia mengajarkan baca tulis, budi pekerti, dan berbagai keterampilan lainnya.

Mengembangakan Diri Ditengah Keterbatasan
Wartawan perempuan senior ini, hidup di zaman yang sama dengan Kartini. Ketika akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. Ia adalah pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Dirinya dikenal sebagai seorang perempuan yang mempunyai komitmen kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap kesempatan perempuan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya, Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.

Walaupun tidak bisa mendapat pendidikan secara formal, namun ia tetap rajin belajar dengan ayahnya. Berbekal bahan bacaan dari kantor yang selalu dibawa ayahnya, yang merupakan seorang pegawai pemerintah Belanda. Keinginan dan semangat belajarnya tinggi, membuat Roehana cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya. Dengan umur yang masih sangat muda, ia sudah dapat menulis dan membaca, bahkan berbahasa Belanda.

Selain itu, ia juga belajarabjad Arab, Latin, dan Arab-Melayu. Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Roehana bertetangga dengan pejabat Belanda atasan ayahnya. Dari istri pejabat Belanda itulah, ia belajar keahlian yang dimiliki perempuan Belanda seperti menyulam, menjahit, serta merenda. Selama berdekatan dengan orang Belanda, dirinya memanfaatkan waktu untuk banyak membaca majalah terbitan Belanda. Majalah tersebut memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan pendidikan di Eropa yang sangat digemari olehnya.

Memperjuangkan Hak Perempuan
Kembalinya ke kampung, ia menikah pada usia 24 dengan Abdul Kudus yang berprofesi sebagai notaris. Karena semangat dan pengetahuan yang dimilikinya, Roehana memutuskan mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan bernama Sekolah Kerajinan Amai Setia, pada tanggal 11 Februari 1911. Sekolah ini mengajarkan berbagai keterampilan untuk perempuan, diantaranya keterampilan mengelola keuangan, baca-tulis, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda.

Dalam memperjuangkan nasib kaum perempuan, banyak sekali rintangan yang dihadapi dalam mewujudkan cita-citanya. Lebih dari itu, benturan sosial menghinggapi dirinya. Ketika ia harus menghadapi pemuka adat dan kebiasaan masyarakat Koto Gadang, bahkan kerap muncul fitnahan yang tak kunjung menderanya. Namun gejolak sosial yang dihadapinya, justru membuatnya tegar dan semakin yakin dengan apa yang diperjuangkannya.

Selain berkiprah di sekolahnya, Roehana juga menjalin kerjasama dengan pemerintah Belanda. Karena ia sering memesan peralatan dan kebutuhan jahit-menjahit, untuk kepentingan sekolahnya. Disamping itu, aktivis perempuan ini menjadi perantara untuk memasarkan hasil kerajinan muridnya ke Eropa yang memang memenuhi syarat ekspor. Ini menjadikan sekolah didikannya, berbasis industri rumah tangga dan koperasi simpan pinjam, serta jual beli yang anggotanya semua perempuan dan menjadi pertama di Minangkabau.

Kiprah Menulis Roehana
Banyak petinggi Belanda yang kagum atas kemampuan dan kiprah Roehana. Selain menghasilkan berbagai kerajinan, Roehana juga menulis puisi dan artikel serta fasih berbahasa Belanda. Tutur katanya setara dengan orang yang berpendidikan tinggi, wawasannya juga luas. Kiprah Roehana menjadi topik pembicaraan di Belanda. Berita perjuangannya ditulis di surat kabar terkemuka. Bahkan hasil tulisannya, disebut sebagai perintis pendidikan perempuan pertama di Sumatera Barat.

Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum perempuan, ditunjang oleh kebiasaannya menulis. Hal ini pun, berujung dengan diterbitkannya surat kabar perempuan bernama Sunting Melayu, pada tanggal 10 Juli 1912. Sunting Melayu merupakan surat kabar perempuan pertama di Indonesia, yang memiliki pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya dari kalangan perempuan.

Berdirinya “Roehana School”
Kisah suksesnya di sekolah kerajinan Amai Setia, tak berlangsung lama. Dikarenakan tanggal 22 Oktober 1916, seorang murid didikannya yang telah pintar, menjatuhkannya dari jabatan Direktris dan Pening meester. Dirinya dikenakan tuduhan penyelewengan penggunaan keuangan. Roehana harus menghadapi beberapa kali persidangan yang diadakan di Bukittinggi, didampingi sang suami yang mengerti hukum dan dukungan seluruh keluarga. Setelah beberapa kali persidangan, tuduhan pada Roehana tidak terbukti. Jabatan di Amai Setia pun, kembali diserahkan padanya. Namun dengan halus ditolaknya, karena dia berniat pindah ke Bukit Tinggi.

Di Bukittinggi Roehana mendirikan sekolah dengan nama “Roehana School”. Roehana mengelola sekolahnya sendiri, untuk menghindari permasalahan yang tak diinginkan terulang kembali. Roehana School terkenal memiliki banyak murid yang tidak hanya berasal dari Bukit tinggi saja, tetapi juga daerah lain. Hal ini disebabkan Roehana sudah cukup popular, oleh hasil karyanya yang bermutu. Lebih dari itu, didukung pula dengan jabatannya sebagai Pemimpin Redaksi Sunting Melayu membuat eksistensinya tidak diragukan.

Emansipasi Perempuan
Roehana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar dan mengajar. Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat Koto Gadang, terhadap pendidikan untuk kaum perempuan. Terutama bagi mereka yang menuding perempuan tidak perlu menandingi laki-laki, dengan bersekolah. Namun dengan bijak ia menjelaskan, “perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki.” Menurutnya, perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibannya.

Namun, dirinya menyatakan bahwa perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah. Semua hal itu, hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan. Emansipasi yang ditawarkan dan dilakukan Rohana, tidak menuntut persamaan hak perempuan dengan laki-laki. Akan tetapi, lebih kepada pengukuhan fungsi alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya, juga butuh ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk itulah diperlukannya pendidikan untuk perempuan.

Pergerakan Sebagai Seorang Jurnalis
Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Roehana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisan yang membakar semangat juang para pemuda. Ia juga berperan dalam mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Selain itu, ia juga mencetuskan ide bernas dalam penyelundupan senjata dari Koto gadang ke Bukit tinggi melalui Ngarai Sianok. Hal itu dilakukan, dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan, untuk kemudian dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api.

Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan. Di sanalah dirinya mengajar dan memimpin surat kabar “ Perempuan Bergerak”. Kembalinya ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar “Radio”. Surat kabar yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang, serta surat kabar “Cahaya Sumatera”.

Wartawan perempuan yang wafat pada 17 Agustus 1972 itu, mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya.

Demikianlah Roehana Koedoes menghabiskan 88 tahun umurnya, dengan beragam kegiatan berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis dan bahkan politik. Jika dicermati, begitu banyak kiprah yang telah diusung Roehana. Dengan begitu, selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987.

Tak hanya itu, Sembilan November 2007, perempuan ini kembali mendapat penghargaan dari pemerintah. Berdasarkan putusan perda nomor 068/ PK/ 2007, penghargaan “Bintang Jasa Utama”. Penghargaan tersebut diserahkan melalui Gubemur Sumbar, Gamawan Fauzi yang diterima cucu Rohana Kudus, Juneydi Juni. Berlangsung pada acara puncak Hari Pers Nasional tingkat Sumbar di Istana Negara Bung Hatta, Bukittinggi, tanggal 16 Februari 2008.

Through The Rain Lyrics

When you are caught in the rain
With nowere to run
When you’re distraught
And in pain, without anyone and you keep crying out
to be saved, but noboty comes
and you feel so far away

That you just can't find your way home
you can get there alone
it's okay
What you say is


I can make it through the rain
I can stand up once again
On my own and I know
That I’m strong enough to mend
And every time I feel afraid
I hold tighter to my faith
And I live one more day
And I make it through the rain

And if you keep falling down
Don’t you dare give in
You will arise safe and sound
So keep pressing on steadfastly
And you’ll find what you need to prevail
What you say is

I can make it through the rain
I can stand up once again
On my own and I know
That I’m strong enough to mend
And every time I feel afraid
I hold tighter to my faith
And I live one more day
And I make it through the rain

And when the wind blows
As shadows grow close
Don’t be afraid
There’s nothing you can’t face
And should they tell you
You’ll never pull through
Don’t hesitate
Stand tall and say I

I can make it through the rain
I can stand up once again
On my own and I know
That I’m strong enough to mend
And every time I feel afraid
I hold tighter to my faith
And I live one more day
And I'll make it through the rain

I can make it through the rain
And stand up once again
And I live one more day, and I
I can make it through the rain
Oh yes, you can
You’re gonna make it through the rain.

MALAM KEAKRABAN DI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA

TAK SELAMANYA
MALAM KEAKRABAN ITU MENAKUTKAN

          Universitas Tarumanagara merupakan salah satu dari sekian banyak universitas swasta yang ada di Indonesia. Tarumanagara memiliki berbagai macam program studi yang memiliki keunggulan-keunggulan yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga baik swasta maupun pemerintah, salah satu dari program yang ditawarkan tersebut adalah Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Komunikasi atau yang disingkat Fikom merupakan fakultas baru yang diadakan oleh pihak universitas, maka dari itu tidak heran jika partisipasi mahasiswa/I sangat diperlukan oleh fakultas guna mendapatkan akreditasi. Salah satu kegiatan yang ada di Fikom adalah acara malam keakraban dan lebih dikenal dengan istilah makrab. Kegiatan ini oleh pihak fakultas yang diwakili oleh BEM/DPM diadakan bagi para mahasiswa/i baru.
          Selama ini banyak orang yang mengira bahwa makrab adalah salah satu ajang bagi para senior untuk “balas dendam” pada juniornya, tetapi pada makrab yang ditawarkan oleh Fikom sungguh berbeda dari pernyataan tersebut. Makrab di Fikom sungguh menarik dan menggembirakan, ada saat kita mengikuti sesi ceramah dan ada saat kita juga dapat bersantai dengan permainan-permainan yang telah disiapkan oleh para panitia. Yang paling menarik bagi saya adalah saat kami yang telah dibagi dalam kelompok-kelompok melakukan aktivitas diluar ruangan, kami dituntut untuk dapat bekerjasma dalam tim dan hal ini sangat membantu kami untuk lebih akrab. Satu lagi yang menarik, pada malam terakhir kami mengikuti makrab diadakan malam api unggun dan kami para peserta, pendamping juga panitia berdiri melingkar sambil bernyanyi penuh suka cita. Jika ada kesempatan, saya ingin mengikuti makrab sekali lagi.
          Pada dasarnya makrab bukanlah sesuatu yang harus ditakuti oleh para mahsiswa/i baru, sebaliknya justru kita harus lebih berpikr positif bahwa makrab ini punya tujuan yang baik, yaitu selain menempa mental kita, juga ingin membuat kita dapat bekerja sama dengan orang lain dengan baik. Sesuai dengan namanya, malam keakraban, mari kita saling mengakrabkan diri satu sama lain, senior dengan junior atau junior dengan dosen pendamping sehingga terjalin hubungan yang harmonis diantara kita.

puff the magic dragon


Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee

Little Jackie Paper loved that rascal Puff,
and brought him strings and sealing wax and other fancy stuff. Oh

Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee
Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee

Together they would travel on a boat with billowed sail
Jackie kept a lookout perched on Puff’s gigantic tail,
Noble kings and princes would bow whene’er they came,
Pirate ships would lower their flags when Puff roared out his name. Oh

Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee
Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee

A dragon lives forever but not so little boys
Painted wings and giant rings make way for other toys.
One grey night it happened, Jackie Paper came no more
And Puff that mighty dragon, he ceased his fearless roar.

His head was bent in sorrow, green scales fell like rain,
Puff no longer went to play along the cherry lane.
Without his life-long friend, Puff could not be brave,
So Puff that mighty dragon sadly slipped into his cave. Oh

Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee
Puff, the magic dragon lived by the sea
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee

Korean Food^^

       Ngomongin soal Korea, pastinya nggak cuma soal drama, musik atau fashion. Tapi, makanan khasnya juga jadi daya tarik di Indonesia. Sekarang, kita kenalan sama makanan Korea.
Makanan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Biasanya, sebagian besar berbahan dasr pada beras, mie, tahu, sayuran, dan daging. Makanan tradisional Korea juga terkenal dengan sejumlah besar makanan sampingan (lauk) yang disebut sebagai Banchan yang dimakan dengan nasi putih dan sup (kaldu).
       Sejarah makanan Korea dipengaruhi oleh cuacanya. Korea dalah negara dengan empat musim dan mengalami musim dingin yang panjang. Sehingga pada saat musim dingin, tidak ada tumbuhanyang bisa bertahan. Oleh sebab itu, mereka menyimpan makanan dengan fermentasi (ragi) sayuran sejak musim semi. Jadi, mereka tetap dapat menyantap sayurran pada musim dingin. Demikian juga dengan daging dan bumbu-bumbu. Berikut bumbu-bumbu dasar hasil fermentasi yang mereka pakai hampir disemua masakan khas Korea:

 Go Chujang
 Go Chujang atau pasta cabai merah. Pasta ini terbuat dari cabai merah kering, garam, kedelai fermentasi
 (seperti taucho), dan tepung ketan. Semua bahan dicampur dan disimpan dalam gentong tanah liat selama
  berbulan-bulan sebagai proses fermentasi. Go Chujang dipakai sebagai campuran bumbu sehingga
  menimbulkan rasa pedas yang unik. Kalau ada masakan Korea yang pedas dan berwarna merah pada
  warna kuahnya, hampir bisa dipastikan bahwa makanan tersebut menggunakan Go Chujang. Ingin men-
  cobanya?? Sekarang Go Chujang sudah bisa diidapatkan di supermarket-supermarket besar di Indonesia.
      

 Doenjang
 Doenjang adalah pasta kedelai. Doenjang sudah dikenal sejak 200 tahun yang lalu dan telah terbukti secara  
 ilmiah berguna untuk membantu mencegah kanker.


 Ganjang
 Ganjang adalah kecap asin yang didapat melalui hasil fermentasi. Terbuat dari campuran kedelai, air dan
 garam. Diperoleh melalui hasil fermentasi selama 2 bulan. Ganjang selain digunakan sebagai pelengkap
 masakan juga sebagai saus celup untuk makanan yang digoreng.


Masakan Korea:

Bulgogi
Bulgogi secara terjemahan bahasa diartikan sebagai ''fire meat'' yang menggambarkan teknik, memasak
dagingnya, yaitu dipanggang. Bulgogi merupakan barbeque dengan cita rasa asli Korea. Pertama, daging sapi
diiris tipis, kemudian dibumbui dan dipanggang agar cita rasanya terjaga. Bulgogi dapat menggunakan bahan
dasar daging sapi, ayam, atau daging babi. Bulgogi merupakan salah satu makanan warisan yang umumnya ribuan tahun. Dipercaya berasal dari era Goguryeo (pada 37 SM). Dulunya makanan ini disebut Maekjeok dan merupakan hidangan yang disajikan untuk raja.


Bimbimbap
Merupakan makanan khas Kota Jeonju dan jadi salah satu menu populer di Korea. Bimbimbap adalah nasi yang dicampur berbagai sayuran warna warni, daging sapi, telur mata sapi setengah matang atau matang dan go chujang (pasta cabai). Sayuran berwarna warni melambangkan musim di Korea, yaitu dingin, semi, panas dan gugur.
Ada juga doldot bimbimbap yang disajikan dengan panci batu panas. Yukhoe bimbimbap yang disajikan dengan daging sapi cincang mentah (yukhoe) ditambah telur mentah diatasnya. Bimbimbap dimakan  setelah nasi dan lauk diaduk dengan sendok sampai tercampur rata.


Galbi-gui
Iga panggang ala Korea. Iga yang sudah direndam dengan bumbu khusus, dipanggang dengan arang, dan dimakan hangat-hangat, rasanya memang sangat nikmat. Rasa bumbunya juga berbeda dengan barbeque yang biasa kita makan. Potongannya pun lebih tipis dari bulgogi. Sering juga disebut sebagai barbeque Korea. Jangan lupa, kalau punya kesempatan pergi ke Korea dan makan Gabi-gui, pastikan bertanya tentang jenis iganya apakah dari sapi atau babi.


(Postingannya akan dilanjutkan lain waktu, admin pamit dulu ya???)