Kamis, 28 November 2013

Tren Jurnalisme

Liputan Nonstop
Reporter untuk Associated Press dan agensi berita lainnya berkembang sendiri di abad ke-20. Berbeda dengan kebanyakan reporter berita lainnya, yang mempunyai deadline tiap hari, reporter agensi ini mengirim berita ke ratusan organisasi berita, yang masing-masing mempunyai deadline sendiri-sendiri. Reporter agensi mempunyai hampir setiap menit.
Kedatangan radio berita dan kemudian CNN telah memperluas nonstop coverage (liputan nonstop) sampai ke luar agen berita. Ini adalah laporan berbasis peristiwa, yang menekankan pada laporan tepat waktu, tetapi mempunyai kekurangan. Melakukan siaran sekitar selusin sekali setiap hari atau lebih jika aliran beritanya padat dan penting, para reporter lapangan ini tidak punya banyak waktu untuk memikirkan implikasi dan konteks pemberitaanya. Mereka lebih bekerja untuk meliput berita ketimbang memberikan pemahaman.
Tekanan liputan nonstop telah muncul di National Public Radio yang pada 1970-an terkenal dengan pelaporan yang kontemplatif dan mendalam melalui program All Things Considered. Kemudian NPR menambah morning edition, lalu Day to Day, dan kemudian laporan baru setiap jam. Reporter diminta untuk memberi laporan mendalam dan kontemplatif, tetapi pada saat yang sama juga memberi laporan langsung tiada henti.
Ringkasannya, liputan nonstop, walau bisa membuat orang terus mengetahui informasi terbaru, punya kekurangan. Tekanan untuk mencari sudut pandang cenderung menghasilkan laporan yang remeh-remeh. Juga, konteks dan pemahaman berita akan dikorbankan.
Siaran Langsung
Selama 150 tahun terakhir media berita di AS, dan juga di negara lain, telah mengembangkan standar dan praktik yang dapat diterima. Praktik-praktik ini yang diajarkan di kuliah jurnalisme dan dilembagakan dalam kode etik, memberi pedoman bagi reporter dalam menyiapkan ringkasan berita mereka. Secara umum praktik tradisional akan bekerja baik dalam dunia penyiaran pula-sampai datangnya peralatan canggih yang ringan dan portabel yang memampukan siaran TV memberi berita secara langsung, dengan melompati proses editing tradisional.
Apapun manfaat dari liputan langsung, kekurangannya adalah liputan iu kasar atau mentah. Tak ad yang menilai untuk menentukan apa yang akan diorganisasikan dan cara menyajikan materi itu. Tidak ada gatekeeper. Liputan langsung, tentu saja membungkam kritik dari mereka yang tidak percaya pada jurnalisme.
Blog yang Tak Diedit
Ketika Colombia Journalism Review membuat website untuk komentar tentang pemberitaan kampanye Presiden 2004, majalah ini akan menyerupai situs weblog yang disebut blog, dimana orang-orang amatiran mem-posting apa saja yang ada dibenak mereka. Pointnya adalah selama ini ada banyak isi  tak bertanggungjawab yang diposkan ke web oleh orang-orang yang tidak punya training jurnalistik atau tidak memahami standar jurnalistik. Web telah memungkinkan siapa saja untuk menciptakan blog yang aksesnya semudah akses ke situs organisasi berita yang berusaha memberikan jurnalisme yang benar.
Tetapi ancaman tidak akan membuat blog dan dampaknya akan lenyap. Blog berisi rumor, gosip dan spekulasi, walau tak benar sekalipun, akan menguat sehingga media mainstream tidak dapat mengabaikannya. Blog bisa menjadi ancaman bagi media.
Berita Penjelasan
Walaupun pemberitaan mendalam (in-depth) punya akal mendalam, kebanyakan jurnalisme AS sampai 1960-an adalah berita kejadian-kejadian : rapat, pidato, kejahatan, kematian, dan bencana. Ini berubah secara dramatis pada 1972. Dua reporter Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein, bukan hanya meliput di markas besar kubu Demokratik, di gedung yang disebut watergate, tetapi juga mengaitkan kejahatan dengan Presiden Richard Nixon dari kubu Republik. Persoalan moralitas yang ada didalam pemberitaan ini telah memaksa Nixon untuk mundur. Dua puluh lima staf sudah masuk penjara. Skandal Watergate menciptakan antusiasme pada pemberitaan investigatif dan pendekatan mendalam yang tidak sekedar memberitakan kejadian yang relatif mudah dan dangkal.
Soft News
Berbeda dengan pemberitaan reporting investigatif, pada saat yang sama muncul trend ke arah soft news (berita ringan). Berita ini mencakup berita untuk konsumen, tipe gaya hidup, berita hiburan, dan berita-berita hura-hura yang bahkan sensasional. National Enquirer yang berorientasi selebriti, yang sirkulasinya meroket pada 1960-an, adalah induk pertama dari trend ini. Riset koran menemukan bahwa pembaca menyukai berita ringan.
Mengindentifikasi Jurnalisme yang Baik
Dimensi Audien
Selama beberapa dekade, National Enquirer yang sensasional telah menjadi koran berita paling besar sirkulasinya di AS. Presentasi hiburan Paul Harvey di radio ABC dan item ringan lainnya menarik banyak perhatian dari audien berita. Besarnya audien, tentu saja adalah salah satu ukuran kesuksesan, tetapi ukuran ini mengabaikan persoalan kualitatif : Apakah produk B menjadi populer lantaran produk itu baik?
Pengukuran kuantitatif berdasar sirkulasi, jangkauan, penetrasi, kurungan dan hit, meski berguna bagi pengiklan, tidak banyak membantu beberapa individu yang ingin memilih sumber berita yang memenuhi kebutuhan mereka.
Kriteria Evaluatif
Orang-orang yang lebih serius menyusun kriteria sendiri untuk mengevaluasi sumber berita. Tidak ada rumusan mudah. Satu ukuran tidak selalu cocok untuk semua. Di antara kriteria yang dipertimbangkan adalah :
Akurasi, Keseimbangan dan Kejujuran. Tekanan deadline dalam pelaporan berita dapat mengurangi akurasi-sedangkan keseimbangan dan kejujuran membutuhkan waktu.
Interpretasi. Apakah jurnalis berusaha membantu audien untuk memahami apa yang sedang terjadi? Aspek interpretatif jurnalisme ini amat sulit karena nilai individual jurnalis amat berpengaruh dan tidak selalu disetujui orang lain. Tantangan bagi konsumen berita adalah mengindentifikasi jurnalis yang penilaiannya bisa mereka percaya dalam memilah informasi dan menyajikannya dalam konteks yang bermakna.
Isi Orisinal. Organisasi berita mengemas informasi dari berbagai sumber. Begitu banyak informasi yang tersedia sehingga beberapa kantor berita, terutama dalam jaringan radio, hanya melakukan tindakan tak lebih dari mengemas berita. Mereka jarang mengirim reporter kedalam lapangan, apalagi ke daerah perang. Organisasi akan lebih unggul jika punya laporan langsung di lapangan.

1 komentar: